Rabu, 09 Mei 2012


Novel  The Blacker The Berry karya Wallace Thurman merupakan novel yang
berkaitan dengan diskriminasi warna kulit yang ada di komunitas kulit hitam. Emma Lou
sebagai tokoh utama adalah seorang yang mempunyai kulit yang sangat hitam yang
ditolak oleh keluarga dan masyarakatnya yang mempunyai kulit percampuran kulit hitam
dan kulit putih.

Setting waktu novel ini kira-kira pada waktu Amerika mengalami the Great Depression. Ceritanya tentang seorang perempuan Afro-Amerika yang berusaha keras memutihkan kulitnya, baik dengan memakai make up berlebih, sampai kepada usaha bleaching. Tidak hanya penampilan fisiknya, dia juga berusaha mengubah status sosial dan pergaulannya. Di kala itu, perempuan kulit hitam yang keling lebih sulit diterima dalam pergaulan dan pekerjaan dibandingkan dengan mereka yang mullato (hasil perkawinan campur kulit hitam dengan kulit putih atau yang memiliki kulit lebih terang). Menurut saya, cerita ini sangat tragis. Tragisnya, karena si tokoh begitu desperate ingin mengubah warna kulitnya. Seingat saya, komentar orang di sekitar si tokoh tentang warna kulitnya turut membentuk kebencian si tokoh terhadap warna kulitnya sendiri.
Setelah menyimak Novel The Blacker the Berry, dapat disimpulkan bahwa

Emma Lou Morgan menggunakan orang lain  sebagai cermin dalam mengidentifikasi
dirinya. Orang lain atau masyarakat mempunyai peran penting  dalam mempengaruhi
perubahan karakter Emma dalam hidupnya. Pengaruh masyarakat terhadap kepribadian
Emma dapat dikelompokkan dalam pengaruh  masyarakat pada masa kecilnya dan
pengaruh masyarakat pada usia dewasanya.
Pengaruh ini dapat dilihat melalui kepribadian Emma yang berubah dari rendah diri,
benci terhadap diri sendiri sampai akhirnya menerima dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar